Kamis, 17 Mei 2012

 SMAK 1 Penabur Menangi L'oreal Girl Science Camp
 
Presiden Direktur PT Loreal Indonesia, Vismay Sharma, bersama tim pemenang Loreal Girls Science Camp 2012 dari SMAK 1 BPK Penabur.
HEADLINE NEWS, CIAWI  - Babak final ajang L'oreal Girl Science Camp (LGSC) 2012 digelar pada Rabu (16/5/2012). Sejumlah 15 tim dari berbagai sekolah terpilih setelah menyisihkan tim lain dari 40 sekolah.

LGSC 2012 mengambil tema "Space Seed for the Future". Siswi SMA Kelas X yang menjadi peserta diminta mengamati biji Pacar Cina (Impatiens balsamina) dan pertumbuhan tanamannya.

Siswi diberi tiga macam biji Pacar Cina. Satu biji ialah yang dikirim ke antariksa. Biji lain adalah yang ada di Bumi dan ditaruh dalam klinostat, alat untuk menciptakan kondisi mikrogravitasi.

Masing-masing biji hanya dilabeli A, B dan C. Dengan menumbuhkan setiap biji, siswi diminta menganalisis pengaruh kondisi mikrogravitasi pada pertumbuhan biji ataupun tanaman.

Beragam analisis muncul. Misalnya, biji yang pernah dikirim ke luar angkasa akan berkecambah lebih lambat. Selain itu, pertumbuhan akar akan lebih tegak lurus.

Dari sekian peserta, terpilih tiga tim sebagai pemenang 1, 2 dan 3. Sementara, terdapat juga pemenang favorit. Berikut pemenangnya :

Juara I : SMAK 1 BPK Penabur

Tim terdiri dari Jessica Lius, Nathania Purnomo dan Hillary Fungestu Y
Judul Penelitian : "Pengaruh Mikrogravitasi Terhadap Biji Garddenia Balsam"

Juara II : SMA Plus Pembangunan Jaya

Tim terdiri dari Alyssa Adzhani, Iqlima Farah Z.P.I, Sheyrell Orvilla
Jusul Penelitian : "Pertumbuhan Biji Impatiens balsamina dengan perlakuan klinostat dan Biji dengan Perlakuan dari Antariksa"

Juara III : SMAN 3 Yogyakarta

Tim terdiri dari Paulin Surya Phillabertha, Vidya Ananda dan Amrina Rosyada
Judul Penelitian : "Space Seeds for the Future"

Juara Favorit : SMA 1 Citeureup

Tim terdiri dari Delia Rahmawati, Gasha Aprilia dan Sekar Ningrum Anggraeni
Judul Penelitian : "Tempat Istimewa Menyimpan Benih Bagi Pelestarian Spesies Tumbuhan"

CIAWI, KOMPAS.com - Babak final ajang L'oreal Girl Science Camp (LGSC) 2012 digelar pada Rabu (16/5/2012). Sejumlah 15 tim dari berbagai sekolah terpilih setelah menyisihkan tim lain dari 40 sekolah.

LGSC 2012 mengambil tema "Space Seed for the Future". Siswi SMA Kelas X yang menjadi peserta diminta mengamati biji Pacar Cina (Impatiens balsamina) dan pertumbuhan tanamannya.

Siswi diberi 3 macam biji Pacar Cina. Satu biji ialah yang dikirim ke antariksa. Biji lain adalah yang ada di Bumi dan ditaruh dalam klinostat, alat untuk menciptakan kondisi mikrogravitasi.

Masing-masing biji hanya dilabeli A, B dan C. Dengan menumbuhkan setiap biji, siswi diminta menganalisis pengaruh kondisi mikrogravitasi pada pertumbuhan biji ataupun tanaman.

Beragam analisis muncul. Misalnya, biji yang pernah dikirim ke luar angkasa akan berkecambah lebih lambat. Selain itu, pertumbuhan akar akan lebih tegak lurus.

Dari sekian peserta, terpilih 3 tim sebagai pemenang 1, 2 dan 3. Sementara, terdapat juga pemenang favorit. Berikut pemenangnya :

Juara I : SMAK 1 BPK Penabur

Tim terdiri dari Jessica Lius, Nathania Purnomo dan Hillary Fungestu Y
Judul Penelitian : "Pengaruh Mikrogravitasi Terhadap Biji Garddenia Balsam"

Juara II : SMA Plus Pembangunan Jaya

Tim terdiri dari Alyssa Adzhani, Iqlima Farah Z.P.I, Sheyrell Orvilla
Jusul Penelitian : "Pertumbuhan Biji Impatiens balsamina dengan perlakuan klinostat dan Biji dengan Perlakuan dari Antariksa"

Juara III : SMAN 3 Yogyakarta

Tim terdiri dari Paulin Surya Phillabertha, Vidya Ananda dan Amrina Rosyada
Judul Penelitian : "Space Seeds for the Future"

Juara Favorit : SMA 1 Citeureup

Tim terdiri dari Delia Rahmawati, Gasha Aprilia dan Sekar Ningrum Anggraeni
Judul Penelitian : "Tempat Istimewa Menyimpan Benih Bagi Pelestarian Spesies Tumbuhan"

Rabu, 16 Mei 2012

 Mahasiswa Psikologi Unair Rintis "Bengkel Moral"
 
Sekelompok murid PAUD berkerumun di Taman Bacaan Masyarakat di Mal atau TBM Mall di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Serang, Provinsi Banten, Minggu (2/5). TBM di mal untuk meningkatkan minat baca ini dapat diakses semua kalangan, terutama mereka yang mengantar keluarga atau kerabatnya berbelanja di pusat perbelanjaan.
HEADLINE NEWS - Sejumlah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya merintis sarana pendidikan moral untuk anak-anak yang dinamakan "Bengkel Moral Karang Menjangan" atau "BeMo Karmen".

Menurut Isvan Shona, ketua program kreativitas mahasiswa pengabdian masyarakat (PKM-M), bengkel moral tersebut memiliki kegiatan yang ditujukan untuk anak-anak usia TK hingga SD. Saat ini kegiatan tersebut baru diikuti oleh 12 anak. 

"Niat membuat bengkel moral itu dilatarbelakangi perilaku sejumlah anak-anak SD yang kurang sopan di lingkungan tinggal kami," katanya.
   
Oleh karena itu, anak-anak di sekitar lokasi Bengkel Moral akan diajari tentang cara menghargai, berkata dengan sopan, mengucapkan terima kasih, menghormati orang yang lebih tua, menyayangi sesama dan perilaku positif lain.
   
"Pelajaran di kelas moral dwi mingguan itu berbeda dengan pelajaran PPKN di sekolah, karena lebih difokuskan pada praktiknya, bukan sekadar teori," katanya.
  
Ia menjelaskan pengajaran tentang kebaikan-kebaikan tersebut juga disampaikan dengan cara yang menyenangkan yaitu dengan permainan edukatif dan "story telling". Selain itu, ada program bernama "Bemo Lewat" yang mengasah aspek afeksi anak dengan cara memberikan stimulus kepada anak untuk dapat mengungkapkan perasaannya ketika melihat hal yang ditemui saat berkeliling. Aspek psikomotorik terpenuhi saat peserta didik diajak berkeliling.
   
"Ada salah satu program kami yang bernama Pahlawan Bemo. Melalui program itu anak-anak diminta untuk membuat kerajinan tangan untuk orang-orang yang mereka sayangi," katanya.
   
Hingga kini, "BeMo Karmen" masih berlangsung di Karang Menjangan. "Kami akan melakukan monitoring dan kerja sama dengan banyak pihak untuk keberlangsungan kegiatan itu, seperti BEM Fakultas Psikologi Unair dan Ketua RT dan RW setempat," katanya.
   
Ia mengharapkan apa yang dilakukan bersama teman-temannya akan menggugah pihak lain dan relawan lain untuk mengembangkan program bengkel moral itu.
   
"Anak-anak itu cenderung belajar dari apa yang mereka lihat di sekitar mereka (modelling), karena itu mulai dari keluarga hingga masyarakat sekitar anak harus ikut memberikan contoh yang baik," katanya.

Selasa, 15 Mei 2012

 Siswa SD Ikuti Kejuaraan Robot di Malaysia
 
Peserta dari sejumlah SMA mengikuti lomba robot Elektrobo Vaganza 2012 di Universitas Katolik Soegijapranata di Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (27/3). Lomba tersebut menjadi ajang adu kreativitas siswa dalam merakit dan merancang robot.
KENDAL - Tiga siswi SD Muhammadiyah Weleri akan mewakili Indonesia dalam kejuaran Islamic School Robot Olimpiade (IISR) di Malaysia pada 23-27 Mei mendatang dalam kategori robot run.

Tiga siswi yang akan bertarung di kejuaraan robot tersebut adalah Salma Nabita Elduur dan Hayatun Nufus yang masih duduk di kelas V, serta  Intan Puspitasari yang duduk di kelas IV.

Jelang keberangkatan ke Negeri Jiran, mereka bertiga tiap sore berlatih di salah satu ruang kelas dipandu guru pembimbing. Dalam kejuraan tersebut, robot hasil rakitan mereka akan ditampilkan untuk menerabas beberapa halang rintang.

Kepala SD Muhammadiyah Weleri, Sriyanta, mengatakan merakit robot adalah kegiatan ekstrakulikuler yang baru digelar setahun belakangan ini. Dalam kejuaraan tingkat nasional di pesantren Darul Arqam Patean belum lama, anak didiknya meraih juara kedua.

"Dari hasil kejuaraan tingkat nasional itu akhirnya siswa kami mewakili Indonesia di kejuaraan tingkat internasional di Malaysia," ujar Sriyanta, Selasa (15/5).

Selama menjalani pelatihan salah satu kendala yang dihadapi para siswa adalah komponen robot yang tidak bisa didapat dengan mudah. Komponen ini dipesan langsung dari Surabaya. Satu paket robot harganya sekitar Rp600 ribu.

Selain terkendala komponen, anak didiknya juga terkendala program yang ada di laptop. Namun berkat kegigihan pembimbing, kendala itu bisa diatasi. Dia yakin anak didiknya mampu bersaing dengan peserta lain dari berbagai negara.

Senin, 14 Mei 2012

UNDIP Bangun Pusat Penelitian Geothermal
HEADLINE NEWS  - Universitas Diponegoro Semarang membangun Pusat Penelitian Geothermal yang dikelola Fakultas Sains dan Matematika untuk meneliti potensi panas bumi di Indonesia. Pusat penelitian geothermal ini diharapkan bisa membantu meningkatkan penggunaan energi terbarukan.
  
"Pembangunan Gedung Geofisika dan Pusat Penelitian Geothermal dimulai hari ini dan ditargetkan rampung November 2012," kata Dekan Fakultas Sains dan Matematika Undip Dr M. Nur usai peletakan batu pertama di gedung geofisika dan pusat peneiltian geothermal Undip di Semarang, Senin.

Nur menjelaskan, energi dari fosil suatu saat akan habis karena pemakaian yang besar sehingga perlu terobosan untuk menggunakan energi baru terbarukan, termasuk penggunaan energi panas bumi (geothermal).
 
 "Kalau kami melihat potensi energi panas bumi di Jawa Tengah ini ada di kawasan Dieng, Wonosobo dan Ungaran, Kabupaten Semarang. Pusat Penelitian Geothermal ini diharapkan bisa membantu," katanya.
  
Nur menyebutkan, Gedung Geofisika dan Pusat Penelitian Geothermal nantinya berada di atas bangunan seluas 2.105 meter persegi atas dukungan PT Pertamina dalam pembangunan dua fasilitas tersebut.
  
"Pada suatu saat nanti, penggunaan energi fosil akan berakhir. Mobil-mobil berbahan bakar minyak akan jadi rongsokan. Karena itu, perlu terobosan jangka panjang untuk penggunaan energi baru terbarukan," katanya.
  
Rektor Undip Prof Sudharto mengatakan, selama ini penggunaan energi fosil masih mencapai 95 persen, baik minyak bumi, gas alam, dan batu bara, dan sisanya sebesar lima persen memang dicoba energi baru terbarukan.
  
"Permasalahan ini memang memerlukan penanganan secara cepat, sebab baru lima persen konsumsi energi yang dicukupi dari energi baru terbarukan. Salah satunya, dengan mengurangi konsumsi energi fosil," katanya.
  
Ambisi pemerintah, kata Sudharto yang dikenal sebagai pakar lingkungan itu, penggunaan energi baru terbarukan yang selama ini masih lima persen akan ditingkatkan menjadi 17 persen pada 2025 mendatang.
  
Sementara itu, General Manager Fuel Retail Marketing Region IV Rifky Effendi Hardijanto menambahkan bantuan dana untuk pembangunan fasilitas itu merupakan yang ketiga kalinya diberikan kepada Undip.
  
"Untuk pembangunan Gedung Geofisika dan Pusat Penelitian Geothermal itu kami salurkan Rp7,2 miliar. Sebelumnya, kami juga membantu pembangunan fasilitas di Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik Undip," katanya.

Minggu, 13 Mei 2012

Calon Ketua, Internal STAIN Jember
Peta Jember
HEADLINE NEWS, JEMBER - Panitia seleksi ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jember periode 2012 2016 telah menetapkan empat bakal calon layak mengikuti pemilihan. Mereka yang dinilai layak jadi kandidat ada tiga guru besar dan seorang doktor, yakni Prof Miftah Arifin , Prof H Abdul Halim Soebahar , Prof H Babun Suharto dan Muniroh.

Wakil sekretaris panitia seleksi ketua STAIN Jember, Kun Wasisi di Jember, Jawa Timur, Minggu (13/5/2012) mengatakan, pemilihan Ketua STAIN Jember , Senin (21/5/2012). Panitia seleksi tinggal menetapkan nomer urut dan tahapan pemaparan visi, misi, dan program para kandidat, kata kun Wasis.

Ada dua kandidat lain juga ambil formulir pendaftaran, tapi sampai tidak mengembalikan ke panitia sehingga tidak bisa ikut seleksi tahapan berikutnya. Panitia segera melakukan verifikasi persyaratan agar sesuai dengan yang diinginkan statuta STAIN Jember, sebagai payung hukum pelaksanaan seleksi calon ketua.

Empat kandidat yang ditetapkan panitia berasal dari internal STAIN Jember. Panitia sebelumnya telah berkirim 51 berkas pemberitahuan kepada seluruh Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri se Indonesia , namun tidak ada yang ambil formulir.

Hanya empat kandidat yang akan dipilih oleh 17 anggota senat STAIN Jember sebagai pemilik suara sah. Namun demikian, masih dua tahapan lagi yang harus dilalui para kandidat, yakni pengambilan nomer dan pemaparan visi, misi dan program.

"Selanjutnya, selama empat hari semua kandidat akan memasuki masa tenang sebelum pemilihan," kata Kun Wasis.
Penulis Berusia 9 Tahun Menerbitkan iBook di iTunes
 
Keily Setiawan, 9 tahun, siswi kelas 4 SD di SWA menjadi salah satu penulis termuda yang menerbitkan buku cerita bergambar iBook Chen Chen Goes to Space di 32 toko iTunes stores seluruh dunia.
HEADLINE NEWS, SERPONG -  Keily Setiawan, 9 tahun, siswi kelas 4 SD di SWA menjadi salah satu penulis termuda yang menerbitkan buku cerita bergambar iBook “Chen Chen Goes to Space” di 32 toko iTunes stores seluruh dunia. Buku Keily dapat diunduh di http://itunes.apple.com/us/book/chen-chen-goes-to-space/id512438757?mt=11

Aplikasi software terbaru dari Apple bernama ‘iBooks Author’ diluncurkan pada bulan Januari 2012, bersamaan dengan aplikasi lainnya termasuk ‘Book Creator’ yang digunakan Keily untuk membuat iBook-nya, menyediakan media baru yang terdepan dan unggul kepada generasi muda dan para guru, membuat mereka mampu untuk menulis buku-buku multimedia yang canggih dan menyebarkannya kepada pembaca di seluruh dunia.

Belum lama ini, Jane Ross, guru Teknologi Informasi (TI) di Sinarmas World Academy (SWA) dan juga merupakan salah satu Apple Distinguished Educators dari tim SWA, menjadi salah satu guru dari sekelompok guru yang terpilih di Asia yang diundang untuk mengikuti pelatihan lanjutan mengenai software terbaru di Bangkok. Sejak itu, dia memperkenalkan aplikasi software tersebut kepada para guru dan siswa di SWA. Hal itu disambut dengan penuh kegembiraan dan antusiasme siswa untuk menulis.

“Tidak hanya sebuah teknologi baru, tapi belajar bagaimana menerbitkan sebuah iBook adalah suatu pengalaman baru untuk sekolah juga”, ujar Jane, dalam siaran persnya, Minggu (13/5/2012).
Keily bukan hanya siswa pertama di dunia yang menulis secara mandiri, menciptakan dan menerbitkan sebuah iBook di iBookstore, tetapi juga anak pertama yang menerbitkan sebuah buku cerita bergambar dalam bahasa Inggris-Mandarin untuk pembaca iBook
"Setelah mempelajari sendiri caranya, saya mengira itu adalah hal yang mudah sampai saya mendapati kesulitan dalam membantu Keily untuk menerbitkan karyanya di iTunes, karena ia berusia dibawah 13 tahun, dia dinyatakan “terlalu muda” untuk menerbitkan karyanya dan saya membutuhkan bantuan ibunya untuk bisa mendapatkan izin yang dibutuhkan," ungkap Jane.

Pimpinan sekolah, John McBryde berkomentar, “Keunggulan siswa dari segala usia untuk bisa menerbitkan atau mempublikasikan eBook tidak bisa ditekan dan jauh melampaui dari arti pentingnya pendidikan literasi dan teknologi. Karena hal tersebut mengajarkan kemampuan untuk berpikir lebih tinggi seperti penalaran dan logika, pemecahan masalah dan kualitas seperti dedikasi, kegigihan dan perjuangan untuk mencapai suatu keberhasilan. Ini merupakan sebuah contoh yang sangat bagus tentang nilai dari teknologi yang memperkaya lingkungan belajar siswa dunia sekarang ini.”

Keily memutuskan untuk menulis iBook-nya dalam bahasa Mandarin. Setelah ibunya membantu mengajukan buku tersebut, ia pun kecewa setelah 3 minggu menunggu konfirmasi dari dewan pemeriksa editorial iTunes, dan menemukan bahwa iTunes belum mendukung publikasi dalam bahasa Mandarin.

Tidak putus asa, Keily mengatasi masalahnya dengan membuat iBook dalam dua bahasa dan menambahkan bahasa Inggris ke dalam tulisan dan suara pendukungnya. Sebuah ide yang Keily harapkan ia pikirkan dari awal, “Karena itu membuat bukuku jauh lebih baik!”
Hal itu berarti bahwa Keily bukan hanya salah satu siswa pertama di dunia yang menulis secara mandiri, menciptakan dan menerbitkan sebuah iBook di iBookstore, tetapi mungkin juga ia adalah anak ‘pertama’ yang menerbitkan sebuah buku cerita bergambar dalam bahasa Inggris-Mandarin untuk pembaca iBook.

iBook karya Keily tersedia untuk diunduh gratis di iPhone, iPad atau iPod melalui iBookstore. Namun Anda membutuhkan akun iTunes di Amerika Serikat, Eropa atau Australia karena iBookstore belum tersedia di iTunes Asia.

SWA membentuk sebuah iTunes University Channel untuk menampung hampir sekitar 100 buku yang telah ditulis oleh siswa SWA dari tingkat TK B hingga Kelas 10.

Jane menantikan untuk dapat mendorong lebih jauh dan memupuk minat menulis anak-anak di seluruh Jakarta, dengan mengadakan pelatihan pertama dari serangkaian pelatihan akhir pekan yang akan dimulai pada hari Sabtu, 26 Mei di Kampus SWA bernama Jakarta World Academy di Jln. MH Thamrin, CBD Jakarta. Jane juga menawarkan pelatihan untuk orangtua yang ingin belajar bagaimana membuat sebuah iBook dengan anak-anak mereka.

Pendaftaran untuk mengikuti pelatihan ini telah dibuka di Jakarta Apple Regional Training Center www.blogs.swa-jkt.com/swa/artc. 

SWA berdiri pada bulan Juli 2008, dan menawarkan pendidikan dari tingkat Batita sampai dengan SMA, dengan total siswa sebanyak 500 siswa. Siswa di SWA mewakili 24 kewarganegaraan, termasuk didalamnya 40 persen siswa international, dan 60 persen siswa berasal dari Indonesia. Para guru mewakili 14 kewarganegaraan dengan sebagian besar berasal dari Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Australia, Selandia Baru, dan sisanya berasal dari Belanda, Afrika Selatan, China dan Indonesia.

SWA merupakan sekolah IB World School yang sudah diotorisasi dan menawarkan tiga program IB yaitu IB Primary Years Programme, IB Middle Years Programme dan IB Diploma. SWA sekolah terdepan dalam penggunaan TI dan setiap siswa dari Kelas 4 hingga Kelas 12 disediakan fasilitas komputer laptop keluaran Apple.  SWA merupakan anggota dari Council of International Schools (CIS) dan East Asia Regional Council of Schools (EARCOS).

Sabtu, 12 Mei 2012

 Bidikmisi di Bawah Kemenag Dihentikan
 
ILUSTRASI
Jakarta - Mulai tahun ini, calon mahasiswa perguruan tinggi negeri di bawah pengelolaan Kementerian Agama tak akan memperoleh alokasi bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa miskin lagi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

”Kementerian Agama juga punya anggaran fungsi pendidikan. Mereka bisa ambil dari alokasi itu,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh di Jakarta, Jumat (11/5).

Data Kemdikbud, ada tujuh PTN di bawah pengelolaan Kementerian Agama. Ketujuh PTN itu adalah UIN Sultan Syarief Kasim, UIN Syarif Hidayatullah, UIN Sunan Gunung Djati, UIN Sunan Kalijaga, IAIN Sunan Ampel, UIN Maulana Malik Ibrahim, dan UIN Alaudin.

Mahasiswa di ketujuh PTN itu yang telah memperoleh Bidikmisi sebelumnya tetap diberi Bidikmisi dari Kemdikbud. Ketentuan baru ini hanya berlaku bagi calon mahasiswa baru tahun ini. ”Yang penting mahasiswa tidak dirugikan. Kami menjamin keberlangsungan pendidikan anak,” kata Nuh.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud Djoko Santoso menjelaskan, Bidikmisi disediakan bagi calon mahasiswa yang memiliki potensi akademik tetapi tak mampu secara ekonomi. Tahun ini, pemerintah memberi Bidikmisi bagi 30.000 mahasiswa.

Melalui Bidikmisi, mahasiswa akan mendapat biaya hidup, biaya kuliah, dan biaya transportasi dari daerah asal ke PTN yang akan dimasuki. ”Calon peserta Bidikmisi, selain lewat jalur undangan, juga bisa mendaftarkan diri lewat jalur ujian tulis,” kata Djoko.
 Nilai UN sebagai Dasar Seleksi Masuk PTN
 
ILUSTRASI
SEMARANG - Perguruan tinggi negeri di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta mengusulkan seleksi masuk ke perguruan tinggi negeri yang terintegrasi dengan nilai sekolah tahun 2013 hanya menggunakan nilai ujian nasional. Nilai ujian nasional lebih mereka percaya dibandingkan nilai rapor.

Demikian pernyataan sikap Badan Kerja Sama (BKS) Perguruan Tinggi di Jateng dan DI Yogyakarta. ”Nilai UN skalanya nasional, sedangkan nilai rapor dibuat sekolah. Jika menggunakan nilai rapor bisa terjadi disparitas nilai yang mencolok,” kata Ketua BKS Sudijono, yang juga rektor Universitas Negeri Semarang, Jumat (11/5), di Semarang.

BKS menanggapi rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang akan mengintegrasikan hasil belajar dan seleksi masuk PT.

Hal serupa diungkapkan Rektor Universitas Diponegoro Sudharto P Hadi. Nilai UN murni cenderung bisa dipercaya dibandingkan nilai rapor semester tiga, empat, dan lima. Penilaian rapor masing-masing sekolah memiliki standar berbeda.

Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Rochmat Wahab mengakui masih terjadi kecurangan dalam UN. Namun, pihak universitas dapat turut mengawasi. ”Kami juga tidak memandang daerah, tetapi melihat sekolah per sekolah. Sekolah-sekolah yang ketahuan berbuat curang secara otomatis akan dimasukkan daftar hitam dan nilainya dikurangi,” katanya.

Nilai acuan

Menurut Rochmat, dengan menggunakan nilai UN, seleksi bisa lebih adil. Ia tak percaya sepenuhnya pada nilai rapor karena cenderung tak proporsional jika digunakan sebagai acuan.

”Dengan nilai UN sebagai acuan, bukannya kami tidak mempertimbangkan kemampuan siswa selama belajar di sekolah tiga tahun. Namun, mereka yang memang pintar pasti dapat mengerjakan UN dengan baik sehingga tak perlu khawatir,” ujar Rochmat.

Kemarin, PTN di Jateng dan DI Yogyakarta juga sepakat tetap membuka jalur penerimaan mahasiswa baru dengan ujian tertulis dengan kuota 20 persen. Adapun 60 persennya diperuntukkan bagi jalur undangan. Sisanya diserahkan kepada masing- masing PTN.

Tipe soal

Di Solo, panitia lokal menyatakan bahwa seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) akan diselenggarakan dengan mengujikan lima tipe soal berbeda di satu ruangan. Menurut Ketua Panitia Lokal 44 SNMPTN Sutarno, itu mempersempit kecurangan atau perjokian. SNMPTN di Kota Solo diperkirakan ada 18.700 peserta.

Sementara itu, mengenai biaya kuliah, pihak Universitas Diponegoro Semarang menyatakan akan menerapkan tarif lama untuk biaya kuliah mahasiswa baru tahun akademik 2012, kecuali ada keputusan kebijakan uang kuliah tunggal dari pemerintah pusat.

Jumat, 11 Mei 2012

BSN Siapkan Dua Kampus Jenjang Strata Dua
 
 Kepala BSN Bambang Setiadi
Kuta  — Badan Standardisasi Nasional belum memiliki tenaga profesional ataupun lembaga pendidikan di bidang standardisasi. Di tengah rendahnya kesadaran publik dalam negeri tentang pentingnya standardisasi kualitas produk, BSN menilai penting melahirkan tenaga profesional standardisasi melalui jalur formal.

Kepala BSN Pusat Bambang Setiadi mengatakan, pihaknya menyiapkan kerja sama dengan Institut Teknologi Bandung dan Universitas Gadjah Mada untuk jenjang strata dua (S-2) khusus standardisasi. ”Selama ini, pendidikan standardisasi masih sebatas kurikulum pengantar di kampus-kampus. Tahun ini mudah-mudahan selesai,” katanya, seusai pembukaan The ICES Conference dan WCS Academic Day 2012 di Bali, Kamis (10/5/2012).

Menurut Bambang, pemberian kurikulum pengantar standardisasi di kampus-kampus masih kurang meski tetap membantu penyebaran informasi serta pemahaman kepada masyarakat. BSN terbangun 15 tahun dan telah memberi label standar untuk 7.000 produk jasa dan barang. Di negara maju, seperti Jerman, standardisasi diterapkan sekitar 100 tahun.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Djoko Santoso menegaskan pentingnya pendidikan khusus standardisasi ini. Menurut dia, Indonesia bisa tertinggal jika tak segera memiliki tenaga ahli di bidang standardisasi ini.

Ia menilai mendesak untuk diupayakan adanya program S-2 di dua kampus tersebut sebagai langkah awal.

Kemarin, BSN menandatangani perjanjian kerja sama dengan Japanese Standards Association.

Kamis, 10 Mei 2012

Alat Deteksi Dini Puting Beliung dari Bekas Botol Minuman Kemasan
 
 Angin puting-beliung.
MEDAN- Siswa kelompok ekstrakurikluer sains di SD Muhammadiyah Gresik Kota Baru, Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, membuat alat deteksi dini angin puting beliung, di bawah arahan guru pembimbing bidang sains M Zaini.
Alat tersebut diharapkan bisa dimanfaatkan masyarakat agar mengetahui lebih awal angin puting beliung dan mengurangi risiko kerugian, khususnya korban jiwa.
Bencana puting beliung tidak bisa dihindari tetapi dengan alat deteksi bisa diupayakan penyelamatan dini terhadap keluarga. Bahan yang digunakan yakni tiang besi penyangga, baling-baling dari bekas botol air mineral, baterai 9 volt, alarm, alat kait, kabel, knop, dan kaleng bekas.
Sebagai simulasi angin digunakan kipas angin, sesuai dengan kecepatan angin sesuai tombol 1, 2, 3. Makin besar tombol makin kencang dan cepat anginnya.
Sabrina seorang siswa kelas V, menjelaskan, kipas angin mati menggambarkan saat angin tidak bertiup, baling-baling tidak berputar, bandul tidak menyentuh apapun. Arus listrik tidak terhubung, lampu dan sirine tidak aktif.
Saat angin bertiup normal, baling-baling berputar perlahan, bandul menyentuh lempeng paling bawah, sehingga arus listrik terhubung dan lampu kuning menyala, sirine tidak berbunyi. Saat angin bertiup kencang, baling-baling berputar kencang. Bandul terangkat menyentuh lempeng atas. "Arus terhubung membuat lampu merah menyala dan sirine berbunyi," kata Sabrina.
Pembina di SD Muhammadiyah GKB Kebomas Gresik, Ichwan Arief, menuturkan, selain alat deteksi angin puting beliung ada beberapa alat deteksi lain yang dibuat siswa yakni alat deteksi tsunami, dan alat deteksi gempa. Semua menggunakan alat sederhana, termasuk kaleng bekas.
Intinya, alat yang dibuat sebagai pembelajaran, tapi ini bisa diaplikasi di masing-masing rumah warga. Bila ada alat deteksi dini bisa mengurangi dampak kerugian yang lebih besar khususnya korban jiwa. "Alat-alat itu akan kami sertakan dalam lomba festival sains hingga tingkat nasional," kata Arief yang juga menjabat kepala sekolah.

Rabu, 09 Mei 2012

6 Siswa Indonesia Ikut Kompetisi Sains di AS
 
 Yan Freski dan Darmadi dari Taman Pintar Yogyakarta raih First Place Award dari China Association for Science and Technology (CAST) di Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) 2011, di Los Angeles, Amerika Serikat,
JAKARTA, HEADLINE NEWS - Enam siswa SMA dari Indonesia akan ikut serta dalam kompetisi International Science and Engeneering Fair 2012 yang disponsori Intel atau sering disebut Intel ISEF di Pittsburgh, AS, pada 14-18 Mei ini. Saat ini ISEF merupakan sebuah kompetisi sains terbesar di dunia  bagi para remaja.

Keenam siswa itu adalah Muhammad Lutfi Nurfakhiri dari SMN 1 Bogor, Jawa Barat; Efa Fazriyah Haryono dan Marwah Zairah dari SMAN I Malimping, Banten; Aulia Azka Januartika, Anas Mufid Nurrochman, serta Amelia Nugrahanigrum dari SMAN 1 Yogyakarta. Lutfi akan maju dengan karya bertopik Sensor Optis sebagai Alat Efisiensi Pemakaian Pupuk Nitrogen pada Tanaman Padi. Efa dan Marwah membuat karya kolaborasi berjudul Kertas Anti Rayap dari Jerami Padi dengan Penambahan Daun Sirsak. Sementara Aulia, Anas, dan Amelia akan memamerkan karya bertajuk Rancangan Dam Pemecah Lahar Dingin.

Direktur Pengembangan Bisnis Strategis Intel Indonesia, Harry K Nugraha, di Jakarta, Rabu (9/5/2012), mengatakan, keenam siswa itu telah disaring dari hasil Lomba Karya Ilmiah Remaja yang diselenggarakan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) pada tahun 2011. "Berdasarkan seleksi LIPI, tiga yang terbaik dikirim untuk ikut Intel ISEF," kata Harry.

Intel ISEF dalam menjaring para finalis untuk kompetisi tahunannya memang bekerja sama dengan para afiliasinya di berbagai belahan dunia. Di Indonesia Intel ISEF bekerja sama dengan LIPI.

Kompetisi sains Intel ISEF bermula dari National Science Fair, yang  dirancang Society for  Science & the Public (SSP), yang kemudian dikenal sebagai Science Service, pada tahun 1950. Tahun 1958, pameran itu menjadi peristiwa internasional untuk pertama kalinya ketika Jepang, Kanada, dan Jerman bergabung. Intel resmi  menjadi sponsor utama ISEF sejak tahun 1997 dan berkomitmen untuk mendukung acara tersebut hingga 2019.

Menurut Harry, Indonesia mulai menggirim peserta tahun 2010. Tahun 2011 peserta dari Indonesia berhasil meraih penghargaan khusus, yaitu untuk kategori China Association for Science and Technology (CAST).

Pada Intel ISEF 2012 ini, sebanyak 1.549 finalis dari 68 negara dan kawasan akan bersaing untuk mendapatkan total 3 juta dollar AS beasiswa, dana bantuan pendidikan, magang dan berbagai hadiah lainnya. Pemenang pertama akan menerima penghargaan Gordon E. Moore berupa hadiah senilai 75.000 dollar untuk menghormati salah satu pendiri dan mantan CEO Intel.

Menurut Harry, Intel sengaja berinvestasi dalam pendidikan dengan fokus pada matematika dan sains karena bidang-bidang itu merupakan dasar dari inovasi dan kedua bidang itu sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi global.

Selasa, 08 Mei 2012

Mahasiswa ITS Olah Binahong Menjadi Keripik
 
 Daun tanaman binahong
HEADLINE NEWS - Tanaman Binahong yang lebih dikenal sebagai tanaman obat, diolah oleh sejumlah mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) menjadi keripik yang memiliki nilai ekonomi. Program kreativitas mahasiswa ITS ini dikerjakan bekerja sama dengan masyarakat Desa Pandian, Kota Sumenep, Madura.

Kendati di Desa Pandian tanaman binahong cukup melimpah, namun belum dimanfaatkan secara maksimal. Bahkan pada tahun lalu tanaman ini banyak yang dibuang secara percuma karena terserang hama ulat.

Melihat keadaan itu, kelima mahasiswa ITS yang berasal dari jurusan Teknik Kimia yang terdiri dari Jannatun, Irma, Ugink Mida dan Mafa ini membuat keripik yang berasal dari daun binahong. Selain pembuatannya yang mudah, bahan baku yang dibutuhkan pun juga tersedia melimpah di Desa Pandian.

Ide tersebut disusun menjadi sebuah proposal yang diberi judul ‘PEDE Melalui POKER’ yang memiliki kepanjangan Pemberdayaan Ibu-ibu PKK Desa Pandian Melalui Produksi Keripik Binahong.

Ide tersebut akhirnya mendapat respon yang positif dari pihak Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) dan masyarakat desa Pandian, sehingga pada tanggal 6-8 April 2012 ide ini dapat terealisasi menjadi kegiatan yang dilaksanakan di Desa Pandian, Kota Sumenep, Madura.

“Kami mencoba membuka wawasan masyarakat di desa tersebut bahwa tanaman binahong dapat dijadikan sebagai keripik sehingga bisa menambah pendapatan yang jika dapat dikelola dengan baik maka akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan dapat menjadi makanan khas Kota Sumenep," kata Jannatun, selaku ketua program ini.

Selain itu, untuk menarik antusias peserta program ini yang merupakan ibu-ibu PKK, diadakan juga lomba kreasi keripik daun binahong yang diikuti oleh enam tim ibu-ibu PKK sehingga mereka bisa menunjukkan kekreatifan dalam mengkreasikan pembuatan keripik binahong.

Minggu, 06 Mei 2012

Lulusan SMP Tak Tertampung di Pendidikan Menengah
JAKARTA - Pendidikan menengah di Indonesia belum mampu melayani lulusan SMP. Setiap tahun sekitar 1,2 juta lulusan SMP tidak tertampung di SMA/SMK sederajat.
"Tentu masalah besar, jika banyak lulusan SMP yang tidak bisa melanjutkan ke SMA sederajat. Apalagi secara pandangan dunia kerja, lulusan SMP dianggap masih belum kompeten. Jika terus dibiarkan, banyaknya lulusan SMP yang tidak bisa lanjut ini bisa jadi beban masyarakat dan negara," kata Direktur Pembinaan SMA Kemdikbud, Totok Suprayitno, dalam seminar bertajuk "Pendidikan di Indonesia : Harapan dan Kenyataan" yang digelar SMA Kolese Gonzaga di Jakarta, Sabtu (5/5/2012).
Totok mengatakan, tidak tertampungnya lulusan SMP ini karena jumlah SMA sederajat yg terbatas, kendala geografi, dan ekonomi. Untuk itu, pada tahun 2013 pemerintah meluncurkan pendidikan universal.
"Jangan sampai siswa miskin terkendala melanjut ke SMA sederajat," kata Totok.
Pemerintah menyediaskan bantuan siswa miskin untuk SMA yang besarnya Rp 780.000 per siswa per tahun. Selain itu, pemerintah memberikan rintisan dana BOS sebesar Rp 120.000 per siswa/tahun.
"Tahun depan dana BOS SMA sederajat ditingkatkan, setidaknya bisa mencukupi kebutuhan pendidikan di tiap sekolah," kata Totok.

Selasa, 01 Mei 2012

Rencanakan Hidup Sejak Usia Muda
Kepala BKKBN, Sugiri Syarief saat memberikan sambutan pada acara launching Generasi Berencana (GenRe) goes to school di SMAN 36 Jakarta, Selasa (1/5/2012). 
JAKARTA,  - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meluncurkan program Generasi Berencana (GenRe) goes to school. Bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, program ini ditujukan untuk generasi muda agar memiliki rencana matang dalam meniti masa depannya.
Kepala BKKBN Sugiri Syarief mengatakan, perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja Indonesia, khususnya yang belum menikah, cenderung meningkat. Berdasarkan survei kesehatan reproduksi remaja Indonesia (SKKRI) dengan responden remaja berusia 15-24 tahun, diketahui bahwa satu persen remaja perempuan dan enam persen remaja laki-laki pernah melakukan hubungan seksual pranikah.
"Itulah mengapa kami luncurkan GenRe, untuk memberi pemahaman kepada para remaja, agar memiliki rencana matang tentang masa depannya," kata Sugiri dalam peluncuran program GenRe di SMA Negeri 36 Jakarta, Selasa (1/5/2012).
Selain seksualitas, perilaku lain para remaja yang berkaitan dengan risiko adalah penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif (napza) serta penularan HIV dan AIDS. Berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) sampai 2008, sedikitnya 115.404 orang tercatat sebagai pengguna napza. Dari jumlah tersebut, 51.986 di antaranya berusia remaja (16-24 tahun). "Pelajar dan mahasiswa yang tercatat sebagai pengguna napza mencapai hampir 10.000," ujarnya.
Ia mengatakan, program GenRe dilaksanakan berkaitan dengan bidang kehidupan yang kelima dari transisi kehidupan remaja, yakni mempraktikkan hidup secara sehat. Menurut Sugiri, bidang inilah yang akan menentukan berhasil atau tidaknya remaja dalam menjalani bidang lain.
Program yang ditujukan kepada remaja dan mahasiswa ini diwadahi dalam PIK Remaja/Mahasiswa dan keluarga yang memiliki remaja melalui wadah Bina Keluarga Remaja (BKR). PIK Remaja/Mahasiswa adalah salah satu wadah yang dikembangkan dalam program GenRe, yang dikelola dari, oleh, dan untuk remaja atau mahasiswa guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang pendewasaan usia perkawinan, delapan fungsi keluarga, dan keterampilan hidup.
"Dengan program ini, saya harap semua menyadari masalah besar yang dihadapi oleh remaja. Dengan kesadaran yang semakin tinggi saya yakin kita akan memberikan komitmen kuat bersama-sama membantu remaja untuk tidak menjadi korban dari seks bebas, HIV dan AIDS, serta napza," kata Sugiri.
Selain di SMA Negeri 36 Jakarta, peluncuran GenRe juga akan dilakukan melalui roadshow di beberapa sekolah lain, yakni SMA Negeri 11 Bekasi Jawa Barat, SMA Negeri 8 Malang Jawa Timur, SMA Negeri Swadhipa Natar Lampung Selatan, SMA Negeri 7 Binjai Sumatera Utara, SMA Negeri 5 Makassar, SMA Negeri PAN Samarinda, SMA Kosgoro Tomohon Sulawesi Utar, SMA Negeri Binaan Khusus Dumai Riau, dan SMA Negeri 1 Pringgasela Lombok Timur.