Sabtu, 12 Mei 2012

 Nilai UN sebagai Dasar Seleksi Masuk PTN
 
ILUSTRASI
SEMARANG - Perguruan tinggi negeri di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta mengusulkan seleksi masuk ke perguruan tinggi negeri yang terintegrasi dengan nilai sekolah tahun 2013 hanya menggunakan nilai ujian nasional. Nilai ujian nasional lebih mereka percaya dibandingkan nilai rapor.

Demikian pernyataan sikap Badan Kerja Sama (BKS) Perguruan Tinggi di Jateng dan DI Yogyakarta. ”Nilai UN skalanya nasional, sedangkan nilai rapor dibuat sekolah. Jika menggunakan nilai rapor bisa terjadi disparitas nilai yang mencolok,” kata Ketua BKS Sudijono, yang juga rektor Universitas Negeri Semarang, Jumat (11/5), di Semarang.

BKS menanggapi rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang akan mengintegrasikan hasil belajar dan seleksi masuk PT.

Hal serupa diungkapkan Rektor Universitas Diponegoro Sudharto P Hadi. Nilai UN murni cenderung bisa dipercaya dibandingkan nilai rapor semester tiga, empat, dan lima. Penilaian rapor masing-masing sekolah memiliki standar berbeda.

Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Rochmat Wahab mengakui masih terjadi kecurangan dalam UN. Namun, pihak universitas dapat turut mengawasi. ”Kami juga tidak memandang daerah, tetapi melihat sekolah per sekolah. Sekolah-sekolah yang ketahuan berbuat curang secara otomatis akan dimasukkan daftar hitam dan nilainya dikurangi,” katanya.

Nilai acuan

Menurut Rochmat, dengan menggunakan nilai UN, seleksi bisa lebih adil. Ia tak percaya sepenuhnya pada nilai rapor karena cenderung tak proporsional jika digunakan sebagai acuan.

”Dengan nilai UN sebagai acuan, bukannya kami tidak mempertimbangkan kemampuan siswa selama belajar di sekolah tiga tahun. Namun, mereka yang memang pintar pasti dapat mengerjakan UN dengan baik sehingga tak perlu khawatir,” ujar Rochmat.

Kemarin, PTN di Jateng dan DI Yogyakarta juga sepakat tetap membuka jalur penerimaan mahasiswa baru dengan ujian tertulis dengan kuota 20 persen. Adapun 60 persennya diperuntukkan bagi jalur undangan. Sisanya diserahkan kepada masing- masing PTN.

Tipe soal

Di Solo, panitia lokal menyatakan bahwa seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) akan diselenggarakan dengan mengujikan lima tipe soal berbeda di satu ruangan. Menurut Ketua Panitia Lokal 44 SNMPTN Sutarno, itu mempersempit kecurangan atau perjokian. SNMPTN di Kota Solo diperkirakan ada 18.700 peserta.

Sementara itu, mengenai biaya kuliah, pihak Universitas Diponegoro Semarang menyatakan akan menerapkan tarif lama untuk biaya kuliah mahasiswa baru tahun akademik 2012, kecuali ada keputusan kebijakan uang kuliah tunggal dari pemerintah pusat.

Jumat, 11 Mei 2012

BSN Siapkan Dua Kampus Jenjang Strata Dua
 
 Kepala BSN Bambang Setiadi
Kuta  — Badan Standardisasi Nasional belum memiliki tenaga profesional ataupun lembaga pendidikan di bidang standardisasi. Di tengah rendahnya kesadaran publik dalam negeri tentang pentingnya standardisasi kualitas produk, BSN menilai penting melahirkan tenaga profesional standardisasi melalui jalur formal.

Kepala BSN Pusat Bambang Setiadi mengatakan, pihaknya menyiapkan kerja sama dengan Institut Teknologi Bandung dan Universitas Gadjah Mada untuk jenjang strata dua (S-2) khusus standardisasi. ”Selama ini, pendidikan standardisasi masih sebatas kurikulum pengantar di kampus-kampus. Tahun ini mudah-mudahan selesai,” katanya, seusai pembukaan The ICES Conference dan WCS Academic Day 2012 di Bali, Kamis (10/5/2012).

Menurut Bambang, pemberian kurikulum pengantar standardisasi di kampus-kampus masih kurang meski tetap membantu penyebaran informasi serta pemahaman kepada masyarakat. BSN terbangun 15 tahun dan telah memberi label standar untuk 7.000 produk jasa dan barang. Di negara maju, seperti Jerman, standardisasi diterapkan sekitar 100 tahun.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Djoko Santoso menegaskan pentingnya pendidikan khusus standardisasi ini. Menurut dia, Indonesia bisa tertinggal jika tak segera memiliki tenaga ahli di bidang standardisasi ini.

Ia menilai mendesak untuk diupayakan adanya program S-2 di dua kampus tersebut sebagai langkah awal.

Kemarin, BSN menandatangani perjanjian kerja sama dengan Japanese Standards Association.

Kamis, 10 Mei 2012

Alat Deteksi Dini Puting Beliung dari Bekas Botol Minuman Kemasan
 
 Angin puting-beliung.
MEDAN- Siswa kelompok ekstrakurikluer sains di SD Muhammadiyah Gresik Kota Baru, Kebomas, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, membuat alat deteksi dini angin puting beliung, di bawah arahan guru pembimbing bidang sains M Zaini.
Alat tersebut diharapkan bisa dimanfaatkan masyarakat agar mengetahui lebih awal angin puting beliung dan mengurangi risiko kerugian, khususnya korban jiwa.
Bencana puting beliung tidak bisa dihindari tetapi dengan alat deteksi bisa diupayakan penyelamatan dini terhadap keluarga. Bahan yang digunakan yakni tiang besi penyangga, baling-baling dari bekas botol air mineral, baterai 9 volt, alarm, alat kait, kabel, knop, dan kaleng bekas.
Sebagai simulasi angin digunakan kipas angin, sesuai dengan kecepatan angin sesuai tombol 1, 2, 3. Makin besar tombol makin kencang dan cepat anginnya.
Sabrina seorang siswa kelas V, menjelaskan, kipas angin mati menggambarkan saat angin tidak bertiup, baling-baling tidak berputar, bandul tidak menyentuh apapun. Arus listrik tidak terhubung, lampu dan sirine tidak aktif.
Saat angin bertiup normal, baling-baling berputar perlahan, bandul menyentuh lempeng paling bawah, sehingga arus listrik terhubung dan lampu kuning menyala, sirine tidak berbunyi. Saat angin bertiup kencang, baling-baling berputar kencang. Bandul terangkat menyentuh lempeng atas. "Arus terhubung membuat lampu merah menyala dan sirine berbunyi," kata Sabrina.
Pembina di SD Muhammadiyah GKB Kebomas Gresik, Ichwan Arief, menuturkan, selain alat deteksi angin puting beliung ada beberapa alat deteksi lain yang dibuat siswa yakni alat deteksi tsunami, dan alat deteksi gempa. Semua menggunakan alat sederhana, termasuk kaleng bekas.
Intinya, alat yang dibuat sebagai pembelajaran, tapi ini bisa diaplikasi di masing-masing rumah warga. Bila ada alat deteksi dini bisa mengurangi dampak kerugian yang lebih besar khususnya korban jiwa. "Alat-alat itu akan kami sertakan dalam lomba festival sains hingga tingkat nasional," kata Arief yang juga menjabat kepala sekolah.

Rabu, 09 Mei 2012

6 Siswa Indonesia Ikut Kompetisi Sains di AS
 
 Yan Freski dan Darmadi dari Taman Pintar Yogyakarta raih First Place Award dari China Association for Science and Technology (CAST) di Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) 2011, di Los Angeles, Amerika Serikat,
JAKARTA, HEADLINE NEWS - Enam siswa SMA dari Indonesia akan ikut serta dalam kompetisi International Science and Engeneering Fair 2012 yang disponsori Intel atau sering disebut Intel ISEF di Pittsburgh, AS, pada 14-18 Mei ini. Saat ini ISEF merupakan sebuah kompetisi sains terbesar di dunia  bagi para remaja.

Keenam siswa itu adalah Muhammad Lutfi Nurfakhiri dari SMN 1 Bogor, Jawa Barat; Efa Fazriyah Haryono dan Marwah Zairah dari SMAN I Malimping, Banten; Aulia Azka Januartika, Anas Mufid Nurrochman, serta Amelia Nugrahanigrum dari SMAN 1 Yogyakarta. Lutfi akan maju dengan karya bertopik Sensor Optis sebagai Alat Efisiensi Pemakaian Pupuk Nitrogen pada Tanaman Padi. Efa dan Marwah membuat karya kolaborasi berjudul Kertas Anti Rayap dari Jerami Padi dengan Penambahan Daun Sirsak. Sementara Aulia, Anas, dan Amelia akan memamerkan karya bertajuk Rancangan Dam Pemecah Lahar Dingin.

Direktur Pengembangan Bisnis Strategis Intel Indonesia, Harry K Nugraha, di Jakarta, Rabu (9/5/2012), mengatakan, keenam siswa itu telah disaring dari hasil Lomba Karya Ilmiah Remaja yang diselenggarakan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) pada tahun 2011. "Berdasarkan seleksi LIPI, tiga yang terbaik dikirim untuk ikut Intel ISEF," kata Harry.

Intel ISEF dalam menjaring para finalis untuk kompetisi tahunannya memang bekerja sama dengan para afiliasinya di berbagai belahan dunia. Di Indonesia Intel ISEF bekerja sama dengan LIPI.

Kompetisi sains Intel ISEF bermula dari National Science Fair, yang  dirancang Society for  Science & the Public (SSP), yang kemudian dikenal sebagai Science Service, pada tahun 1950. Tahun 1958, pameran itu menjadi peristiwa internasional untuk pertama kalinya ketika Jepang, Kanada, dan Jerman bergabung. Intel resmi  menjadi sponsor utama ISEF sejak tahun 1997 dan berkomitmen untuk mendukung acara tersebut hingga 2019.

Menurut Harry, Indonesia mulai menggirim peserta tahun 2010. Tahun 2011 peserta dari Indonesia berhasil meraih penghargaan khusus, yaitu untuk kategori China Association for Science and Technology (CAST).

Pada Intel ISEF 2012 ini, sebanyak 1.549 finalis dari 68 negara dan kawasan akan bersaing untuk mendapatkan total 3 juta dollar AS beasiswa, dana bantuan pendidikan, magang dan berbagai hadiah lainnya. Pemenang pertama akan menerima penghargaan Gordon E. Moore berupa hadiah senilai 75.000 dollar untuk menghormati salah satu pendiri dan mantan CEO Intel.

Menurut Harry, Intel sengaja berinvestasi dalam pendidikan dengan fokus pada matematika dan sains karena bidang-bidang itu merupakan dasar dari inovasi dan kedua bidang itu sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi global.

Selasa, 08 Mei 2012

Mahasiswa ITS Olah Binahong Menjadi Keripik
 
 Daun tanaman binahong
HEADLINE NEWS - Tanaman Binahong yang lebih dikenal sebagai tanaman obat, diolah oleh sejumlah mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) menjadi keripik yang memiliki nilai ekonomi. Program kreativitas mahasiswa ITS ini dikerjakan bekerja sama dengan masyarakat Desa Pandian, Kota Sumenep, Madura.

Kendati di Desa Pandian tanaman binahong cukup melimpah, namun belum dimanfaatkan secara maksimal. Bahkan pada tahun lalu tanaman ini banyak yang dibuang secara percuma karena terserang hama ulat.

Melihat keadaan itu, kelima mahasiswa ITS yang berasal dari jurusan Teknik Kimia yang terdiri dari Jannatun, Irma, Ugink Mida dan Mafa ini membuat keripik yang berasal dari daun binahong. Selain pembuatannya yang mudah, bahan baku yang dibutuhkan pun juga tersedia melimpah di Desa Pandian.

Ide tersebut disusun menjadi sebuah proposal yang diberi judul ‘PEDE Melalui POKER’ yang memiliki kepanjangan Pemberdayaan Ibu-ibu PKK Desa Pandian Melalui Produksi Keripik Binahong.

Ide tersebut akhirnya mendapat respon yang positif dari pihak Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) dan masyarakat desa Pandian, sehingga pada tanggal 6-8 April 2012 ide ini dapat terealisasi menjadi kegiatan yang dilaksanakan di Desa Pandian, Kota Sumenep, Madura.

“Kami mencoba membuka wawasan masyarakat di desa tersebut bahwa tanaman binahong dapat dijadikan sebagai keripik sehingga bisa menambah pendapatan yang jika dapat dikelola dengan baik maka akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan dapat menjadi makanan khas Kota Sumenep," kata Jannatun, selaku ketua program ini.

Selain itu, untuk menarik antusias peserta program ini yang merupakan ibu-ibu PKK, diadakan juga lomba kreasi keripik daun binahong yang diikuti oleh enam tim ibu-ibu PKK sehingga mereka bisa menunjukkan kekreatifan dalam mengkreasikan pembuatan keripik binahong.

Minggu, 06 Mei 2012

Lulusan SMP Tak Tertampung di Pendidikan Menengah
JAKARTA - Pendidikan menengah di Indonesia belum mampu melayani lulusan SMP. Setiap tahun sekitar 1,2 juta lulusan SMP tidak tertampung di SMA/SMK sederajat.
"Tentu masalah besar, jika banyak lulusan SMP yang tidak bisa melanjutkan ke SMA sederajat. Apalagi secara pandangan dunia kerja, lulusan SMP dianggap masih belum kompeten. Jika terus dibiarkan, banyaknya lulusan SMP yang tidak bisa lanjut ini bisa jadi beban masyarakat dan negara," kata Direktur Pembinaan SMA Kemdikbud, Totok Suprayitno, dalam seminar bertajuk "Pendidikan di Indonesia : Harapan dan Kenyataan" yang digelar SMA Kolese Gonzaga di Jakarta, Sabtu (5/5/2012).
Totok mengatakan, tidak tertampungnya lulusan SMP ini karena jumlah SMA sederajat yg terbatas, kendala geografi, dan ekonomi. Untuk itu, pada tahun 2013 pemerintah meluncurkan pendidikan universal.
"Jangan sampai siswa miskin terkendala melanjut ke SMA sederajat," kata Totok.
Pemerintah menyediaskan bantuan siswa miskin untuk SMA yang besarnya Rp 780.000 per siswa per tahun. Selain itu, pemerintah memberikan rintisan dana BOS sebesar Rp 120.000 per siswa/tahun.
"Tahun depan dana BOS SMA sederajat ditingkatkan, setidaknya bisa mencukupi kebutuhan pendidikan di tiap sekolah," kata Totok.

Selasa, 01 Mei 2012

Rencanakan Hidup Sejak Usia Muda
Kepala BKKBN, Sugiri Syarief saat memberikan sambutan pada acara launching Generasi Berencana (GenRe) goes to school di SMAN 36 Jakarta, Selasa (1/5/2012). 
JAKARTA,  - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meluncurkan program Generasi Berencana (GenRe) goes to school. Bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, program ini ditujukan untuk generasi muda agar memiliki rencana matang dalam meniti masa depannya.
Kepala BKKBN Sugiri Syarief mengatakan, perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja Indonesia, khususnya yang belum menikah, cenderung meningkat. Berdasarkan survei kesehatan reproduksi remaja Indonesia (SKKRI) dengan responden remaja berusia 15-24 tahun, diketahui bahwa satu persen remaja perempuan dan enam persen remaja laki-laki pernah melakukan hubungan seksual pranikah.
"Itulah mengapa kami luncurkan GenRe, untuk memberi pemahaman kepada para remaja, agar memiliki rencana matang tentang masa depannya," kata Sugiri dalam peluncuran program GenRe di SMA Negeri 36 Jakarta, Selasa (1/5/2012).
Selain seksualitas, perilaku lain para remaja yang berkaitan dengan risiko adalah penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif (napza) serta penularan HIV dan AIDS. Berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) sampai 2008, sedikitnya 115.404 orang tercatat sebagai pengguna napza. Dari jumlah tersebut, 51.986 di antaranya berusia remaja (16-24 tahun). "Pelajar dan mahasiswa yang tercatat sebagai pengguna napza mencapai hampir 10.000," ujarnya.
Ia mengatakan, program GenRe dilaksanakan berkaitan dengan bidang kehidupan yang kelima dari transisi kehidupan remaja, yakni mempraktikkan hidup secara sehat. Menurut Sugiri, bidang inilah yang akan menentukan berhasil atau tidaknya remaja dalam menjalani bidang lain.
Program yang ditujukan kepada remaja dan mahasiswa ini diwadahi dalam PIK Remaja/Mahasiswa dan keluarga yang memiliki remaja melalui wadah Bina Keluarga Remaja (BKR). PIK Remaja/Mahasiswa adalah salah satu wadah yang dikembangkan dalam program GenRe, yang dikelola dari, oleh, dan untuk remaja atau mahasiswa guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang pendewasaan usia perkawinan, delapan fungsi keluarga, dan keterampilan hidup.
"Dengan program ini, saya harap semua menyadari masalah besar yang dihadapi oleh remaja. Dengan kesadaran yang semakin tinggi saya yakin kita akan memberikan komitmen kuat bersama-sama membantu remaja untuk tidak menjadi korban dari seks bebas, HIV dan AIDS, serta napza," kata Sugiri.
Selain di SMA Negeri 36 Jakarta, peluncuran GenRe juga akan dilakukan melalui roadshow di beberapa sekolah lain, yakni SMA Negeri 11 Bekasi Jawa Barat, SMA Negeri 8 Malang Jawa Timur, SMA Negeri Swadhipa Natar Lampung Selatan, SMA Negeri 7 Binjai Sumatera Utara, SMA Negeri 5 Makassar, SMA Negeri PAN Samarinda, SMA Kosgoro Tomohon Sulawesi Utar, SMA Negeri Binaan Khusus Dumai Riau, dan SMA Negeri 1 Pringgasela Lombok Timur.